Minggu, 20 Oktober 2013

12 Fakta tentang Seks yang Wajib Wanita Ketahui


Jakarta - William Masters dan Virginia Johnson populer di ranah penelitian tentang seks. Mereka melakukan penelitian di Washington University di St Louis pada tahun 1950-1960. Penemuan Masters dan Johnson mengubah cara kita berpikir tentang seks dan tentang seksualitas perempuan pada khususnya selama bertahun-tahun setelahnya. 


Penelitian mereka antara lain menunjukkan bahwa wanita mampu orgasme berulang kali dalam satu kesempatan bercinta. Hasil penelitian ini termasuk revolusioner pada waktu itu. Keduanya bak membuka jalan bagi munculnya penelitian-penelitian tentang seks lainnya. 


Salah satunya adalah penelitian seks Dr Eden Fromberg dari Soho Obgyn. Bersama penulis Naomi Wolf, mereka menuangkan beberapa penelitian tentang seks dalam buku terbaru mereka, Vagina: A New Biography. Berikut ini beberapa cuplikan dari isi buku itu.


Wanita selama berpuluh tahun diyakini mengalami menstruasi selama bulan baru (ketika gelap pada malam hari) dan berovulasi saat bulan purnama (ketika langit terang pada malam hari). Sekarang, di dunia yang penuh pencahayaan, teori ini mungkin sulit dimengerti. Namun beberapa orang masih meyakini dan menerapkan apa yang disebutlunaception, yaitu mengubah lampu di kamar tidur mereka didasarkan pada pencahayaan bulan untuk mengubah ovulasi mereka.



Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa sperma dapat hidup dalam lendir serviks sebelum telur sebenarnya dibuahi lima sampai delapan hari setelah berhubungan intim.



Saat mengenakan sepatu hak tinggi, tumit membuat kontraksi pada panggul. "Jika orgasme skalanya dari nol sampai 60," Fromberg menjelaskan, "Ketika Anda selalu mengenakan sepatu hak tinggi, Anda sudah berada di angka 55. Anda tidak akan memiliki pengalaman penuh saat orgasme."

Orgasme dapat membuat wanita lebih kreatif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orgasme dapat membuat wanita lebih percaya diri, produktif, dan kreatif. Dan umpan baliknya, wanita mencapai orgasme lebih lengkap ketika mereka menjadi kreatif.



Setiap kontrasepsi hormonal memiliki efek samping psikologis. Kadang-kadang wanita bahkan mengalami kesulitan hamil walau mereka tak lagi mengkonsumsi pil. Sebab, secara biokimia, mereka tidak benar-benar merasa kompatibel satu sama lain tanpa hormon tambahan.



Saraf pudenda, di area tulang duduk, memberi rangsangan pada jaringan gairah, antara lain vagina dan klitoris. Duduk pada kursi jenis tertentu menekan araf pudenda dengan cara tertentu yang dapat menyebabkan gairah seksual.



Di sisi lain, duduk di kursi untuk hampir sepanjang hari mengganggu kepekaan dasar panggul dan otot psoas, otot yang penting untuk orgasme. Ketika otot-otot ini mengencang karena duduk terlalu lama, wanita merasa lebih sulit untuk mencapai orgasme yang hebat.



Klitoris, G-spot, dan bagian depan serviks adalah yang paling umum. Beberapa berpendapat puting masuk dalam daftar itu juga.



Seperti kepingan salju, setiap wanita adalah unik karena ujung-ujung sarafnya didistribusikan pada kemaluan dengan cara berbeda dari orang lain. Itu berarti, setiap wanita perlu metode yang sedikit berbeda untuk mencapai orgasme.



Kata Fromberg, denyutan selama orgasme membuat leher rahim memiliki kesempatan untuk mengantarkan sperma yang telah dikumpulkan pada ujung dalam vagina menuju rahim. 



Karena tubuh sebagian besar berupa cairan, kondisi tubuh yang terhidrasi meningkatkan kemampuan seorang wanita, juga pria, untuk mencapai orgasme.



Hampir tidak ada wanita yang lahir tidak dapat mencapai orgasme. "Perempuan memiliki mesin bawaan yang diprogram untuk merasakan sensasi orgasme," Fromberg menjelaskan. Hanya masalahnya, kata dia, "Tidak semua orang belajar bagaimana menggunakan mesin itu dengan baik."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar